Tuesday, December 5, 2017

Desember dan Lapis Kenangan Pertama

Hujan di bulan ini selalu membawa perintilan-perintilan yang dijahit lagu Efek Rumah Kaca. Bosen ya? Tidak juga. Lagu Desember selalu magis, tidak pernah berkurang dan mengalami erosi kenikmatan saat mendengarkannya. Meskipun sudah kepalang sering jadi anthem galau nan insecure dari bocah-bocah yang baru kenal ERK tahun lalu dan merasa sudah menemukan tambatan hati, menemukan 'yah ini band gue banget'--atau yah, hanya sekadar 'ok bagus nih, keren juga kalau gue dengerin gini'. Motif orang mendengarkan musik macam-macam. Saya tidak peduli juga motivasimu mendengar musik itu apa: soalnya ada banyak kemungkinan dan saya tidak mau mengurusi orang lain. Termasuk Desember, yang menurut saya jadi pencapaian besar banget di musik Indonesia. Desember lahir di saat generasi terakhir MTV digempur sama Matta, The Harry Potters, dan Kangen Band. Ada juga Merpati Band, haha anjing. Cholil yang sekarang jadi legenda dulunya mah apa, seperti mahasiswa tingkat akhir yang sedih dan bikin band-band-an, terpengaruh Radiohead, gelap dan murung. Saya lihat di jaman-jaman pertama kali kemunculannya di TV. Melabrak semua video klip yang ada saat itu. Desember jelas sekali dipakai dengan budget seadanya, sengaja monokrom, menyorot orang hujan. Dan Cholil menyanyi melihat jendela. Agak aneh pada awalnya. Dan mungkin karena di momen itu, hujan benar-benar memberi saya kenangan yang sedap-sedap, saya selalu memutar Desember untuk merasakan kembali atmosfer kenangan itu.

Kenangannya berlapis. Ada satu, dibalut lagi, dibalut lagi. Jadi Desember ini lagu yang lumayan berhasil mewadahi banyak kenangan sekaligus. Semuanya melankolis, sendu, hujan. Dan ada di bulan Desember. Mungkin lagu ini muncul saat kita masih pakai putih biru, dan MTV sudah di ambang kelesuannya. Saya nonton ini pertama kali di rumah mbah. Sewaktu habis hujan-hujanan sepulang sekolah. Saya bisa merasakan wax di rambut saya meluntur, bercampur bersama bau keringat dari baju batik SMP saya. Saya lekas diberi handuk untuk mengeringkan badan, sementara seragam masih terpakai. Televisi menyala, dan nenek saya adalah penggemar sinema menjelang siang yang sering membahas pembalasan alam kubur seorang yang biadab di masa hidupnya. Saya mengotak-atik remote, dan menonton MTV Ampuh seperti kebiasaan saya di rumah. Senyum dan -ehem VJ Marissa adalah salah satu hal terbaik yang pernah saya lihat sewaktu SMP. Lalu, Marissa si gemas mulai berkhotbah tentang chart, dan saya menahan diri untuk tidak terpukau dengan tanktop putihnya dan apa itu sesuatu yang mencuat di dalamnya. Lalu muncullah video hitam putih. Cholil dan kawan-kawan.

Dan Desember resmi mewadahi lapis kenangan pertama.