Lagu True Love Waits dari Radiohead mungkin adalah salah satu dari banyak hal di dunia ini yang sifatnya ajaib. Love atau Cinta sendiri memang bisa dimaknai secara luas. Salah satu yang lumayan bisa jadi perenungan adalah tulisan Sarah Deshita di buku Memoritmo: Ada Cerita Dalam Setiap Nada. Memoritmo sendiri adalah buku kumpulan tulisan tentang lagu favorit dan cerita di baliknya. Tidak hanya Sarah, ada pula Cholil Mahmud dan Eross Sheila On 7 yang juga ikut menyumbang tulisan. Tapi menurut saya, tulisan Sarah ini yang paling menyentuh. Sarah mencoba memaknai cinta dan "true love waits" versinya sendiri. Sila dibaca!
***
True Love Waits
Oleh Sarah Deshita
Diambil dari
judul lagu Radiohead, “True Love Waits” dirilis pada 1995 dan ditulis oleh Thom
Yorke yang awalnya terinspirasi setelah menemukan penggalan tulisan berbunyi “True
love lives in lollipops and crisps” pada sebuah artikel tentang seorang anak
yang ditinggal pergi.
True. Love. Waits. Tahu apa saya soal being ‘True, In
love, and Waiting’? True, Love Waits. True Love, Waits.
I’m not an expert at this. I’ve never been. I’ve had
too many failed relationships. Terkadang, lagu ‘True Love Waits” ini yang
membantu untuk kembali percaya bahwa nanti juga akan ada saat yang tepat, untuk
bertemu pria yang tepat, yang membuat semua terasa sangat tepat. Tunggu saja,
Sar.
Lalu, kenapa memilih lagu ini? Saya rasa, sama
seperti ketika ditanya kenapa saya mencinta, jawaban mengapa memilih lagu ini –
dari jutaan lagu di luar sana – adalah karena… saya tidak perlu alasan apa-apa.
I guess, itu alasan yang tepat untuk mencintai
seseorang. Mencintai apa adanya. Katanya, sih, bukan karena ada apanya.
Dia baik. Dia humoris. Dia good-looking. Dia boleh
juga penampilannya. Dia bisa begini. Dia bisa begitu. Dia suka ini. Dia suka
itu. Dia temannya si ini. Dia temannya si itu. Dia punya ini. Dia punya itu. In
the end, does it really matter?
Dia adalah… dia. And I guess, that’s about it.
So, let’s break it down. Mari kita sama-sama mencari
apa itu arti Cinta sebenarnya. True Love. Dan apakah pantas kita menantinya? Si
dia yang mungkin sekarang masih menjadi rumput hijau tetangga. Untung punya
saya tidak. Nanti kita cerita-cerita, ya.
Anyway… True Love.
Benar senyata-nyatanya cinta sama dia? Yakin benar
dia orangnya? Tau dari mana? Benar adanya, atau perasaan kamu saja?
Terkadang kalau sudah dibutakan oleh faktor X, Y, Z
ditambah lagu cinta sebagai faktor pendukung, semua pembelaan juga dikerahkan.
He’s the one! She’s the one!
You know what? I do believe that there’s always the
one after the one.
Ya dong, kalo kamu bersama seseorang, orang itu harus
menjadi prioritas utama, satu-satunya! Ya, masa masih mau lirik sana sini?!
Kalau belum yakin banget, masih ada pilihan untuk
bersahabat dengan waktu, kok. Ya. Bersahabat dengan waktu, sambil menunggu
orang yang tepat datang di waktu yang tepat. Seseorang yang siap menangkap kita
ketika kita jatuh. Namanya juga ‘Jatuh Cinta’, kalo gak ditangkep, sakit dong.
Lain cerita kalau cinta bertepuk sebelah tangan. Lebih sering ‘Jatuh’-nya dari
pada ‘Cinta’-nya.
Jatuh cinta. Fallin’ in love. Mau bahasa Indonesia,
bahasa Inggris, kata ‘Jatuh’ pasti berdiri di depan. Tak mengapa ‘Jatuh’ dulu,
asalkan ‘Cinta’ siap sedia!
Hampir 25 tahun hidup di dunia, saya sering kali
jatuh, sampai sempat takut untuk bangun lagi. The fear of failure, losing, fear
of rejection, and whatnots. ‘Cos what if you’re making a mistake you can’t
undo? Namanya juga manusia, namanya juga wanita, semakin tua, semakin banyak takutnya.
Gak pernah menyangka, takut jatuh cinta adalah salah satunya.
What’s meant to be is meant to be. What’s not is not.
Gotta deal with it.Hidup ada pro dan kontranya, toh? Kalau masih susah terima,
well, maybe it’s meant to be but it’s not meant to last. Then again, deal with
it.
Saya baru saja melakukan perbincangan mengenai ‘True
Love’ sama si dia. Perdebatan yang cukup panjangan membuahkan sebuah
kesimpulan, kalau cinta itu adalah kesediaan –willingness–, bukan lagi
pengorbanan –sacrifices–. Love is not about giving up what you have, own, or
believe. Love is the willingness to give it all up, for love needs no proof.
The willingness to stay. To stick around when things get rough.
Sure, that’s saying “yang bilang cinta jangan cuma di
bibir saja”, menepis apa yang saya percaya. Tapi setau saya, cinta itu gak suka
bikin ribet. Toh kata Jason Mraz, “Love Is A Four Letter Word”. It’s that
simple, it should be. Gak semua orang mampu membuktikan. Gak semua orang bisa
melihat. Tapi saya percaya, semua bisa rasa.
Beberapa minggu yang lalu teman saya bertanya, “Hey,
Sar, sayang sama pacarnya?” “Iya dong.” “Cinta gak?” “…”
Wow. Mungkin itu adalah pertanyaan tersulit yang
pernah saya terima. Lebih sulit karena saat itu pacar saya duduk di samping
saya. Sekarang sih dia lagi gak ada di hadapan saya, tapi mungkin nanti dia
akan baca. So yea… I think I do. I do love him. I do love you, dear boyfriend.
Yes. This is love. Well. It looks a lot like it. Feels like it, too.
Still though, the feeling is undescribable. Yang
berasa banget sih rasa takut kehilangannya. Yet, Amy Winehouse said ‘Love Is A
Losing Game’. Pffft. Love is selfish. I’ll do whatever it takes to keep love
around. Gak ada tuh yang namanya “kalau kamu cinta sama dia berarti kamu rela
dia bahagia sama orang lain”. Cih.
Undescribable. Kalau kata salah satu sahabat saya,
cinta itu rasanya kayak tiba-tiba disiram air dingin, bisa datang tiba-tiba,
bikin kaget, bisa bikin kita pusing sendiri saking gak tahunya harus apa
setelahnya.
Kata sahabat saya yang lain, cinta hampir bikin dia
gila. Dia sering, tuh, melakukan hal-hal yang dia kira gak akan pernah dia
lakukan seumur hidupnya. Yes. Love makes you do crazy things. Insane things.
Tricky memang, bagaimana terkadang cinta mengeluarkan the best in us, tapi
terkadang menunjukkan the beast in us. Lagi-lagi pro dan kontra.
Saya suka berbicara melalui tulisan. Tanpa maksud
meracuni dengan apa-apa. Well, talk back to me. You hurt? Gak perlu malu. Gak
pernah terlalu cheesy kok, untuk berbicara tetang Cinta. Sebahagia-bahagianya
saya saat ini, saya masih sering sedih kalo inget yang dulu-dulu. I let go, I
moved on. But what kind of heart doesn’t look back? Here I am, stronger than
ever. Masa lalu saya yang membuat saya seperti sekarang ini. Dan saya suka saya
yang sekarang.
Jangan mau kalah sama masa lalu dan jangan juga
dibikin panik sama masa depan. Masa lalu gak bisa makan kamu, masa depan belum
punya teknologi yang cukup canggih untuk menilai kamu. Ayo, berdiri lagi.
Lepasin kekecewaanmu akan masa lalu. Relain semua kesempatan yang terlewatkan.
Jangan takut bermimpi. Jangan berhenti berharap besok pagi bisa bangun di
samping George Clooney. Jangan terlalu khawatir akan apa yang terjadi 5 tahun
dari sekarang. Jangan takut tahun depan masih jomblo juga. Jangan takut kisah
cinta kamu gak happy ending. Tenang. Kamu gak sendiri. Kita sekelompok manusia
ketakutan. Harus ngerasain takut, supaya penasaran sama rasa berani. Harus
kenal yang namanya sakit, supaya tau yang namanya bahagia. Take it one step at
a time…
Sampai sekarang belum ketemu sama Cinta? Tunggu saja.
Kenapa harus ribet mikirin Happy Ending? Happy Beginning-nya aja belom dimulai.
Coba deh, nunggu cinta-nya pake niat, pake Nawaitu. Niat seperti apa? Apa
sajalah yang baik-baik. Inget, yang niatnya baik InsyaAllah hasilnya juga baik.
Tapi inget, in order for good things to happen, you have to feel good. Kalau
dipikir-pikir, we struggle for life, in life. Happy Ending? What is
that?Memangnya kamu Cinderella, yang abis nikah sama pasangannya terus hidup
bahagia selamanya?
Be happy. Gak susah kok membuka hati dan mencoba
mencinta tanpa intensi apa-apa. Ikhlas aja. Let’s go. Let miracles happen. Be
open. Let the Universe surprise you.
True Love Waits. Kalau memang begini rasanya, kalau
memang benar dia orangnya, yang namanya Cinta pantas kok untuk ditunggu. I’m
happy. I’m finally happy. Wherever we go. Whatever it takes. Love. Worth the
wait. Worth the tears. Worth the pain. Worth having thousands of bad
relationships in the past.
I see a lot of people found love this year. And
that’s good. Tahun 2012 gak ada lagi musim hujan dan musim kemarau, adanya cuma
musim kawin! Beragam asal-usul mereka. Ada yang sudah 10 tahun pacaran, ada
yang baru sebulan pacaran, ada juga yang baru beberapa minggu resmi pacaran,
tapi sudah berbulan-bulan jadi selingkuhan dan sekarang menikah. Semoga semua
alasan mereka menikah bukan karena latah semata.
Semua pasangan mempunyai cerita unik mereka sendiri.
Bagaimana mereka bertemu, dekat, pacaran, sampai tinggal di bawah satu atap
yang sama. Beruntunglah mereka yang sudah menemukan cinta. Yang belum, tunggu
ya, sebentar lagi. Inget terus, love should be simple. You should make things
easier to each other. Make each other happy. Make empty days meaningful.
Expect less, accept more.
Love. Easy to fall in. hard to fall out. That’s why,
it’s okay to wait. Believe in the power of tomorrow. That’s all I’m saying. (*)