“Pengguna WhatsApp ada yang suka C’mon Lennon?”
Secara impulsif, saya langsung menjawab: 'aku dong!' Lagu Oathbreaker
yang lumayan kencang, mendadak berhenti, otomatis berganti intro “Aku Cinta
J.A.K.A.R.TA” dari C’mon Lennon di dalam pikiran. Sial. Waktu seperti berputar. Pikiran
saya terbang ke laptop tua yang yang berkali-kali sekarat. Tempat saya
mengepulkan banyak rilisan dari rip-CD atau unduh illegal. Dan ada satu folder
dari ratusan album musik yang rutin saya buka. C’mon Lennon dengan Ketika Lalala
Lalu, lagi-lagi secara impulsif, saya ngobrol dengan
Rahma. Membahas objek favorit anak-anak segerombolan kami. Apalagi selain musik.
Dan C’mon Lennon bisa jadi adalah satu yang tidak boleh dilupakan.
“Punya lagu favorit?” Tanya saya.
“Gadis Bertangan Satu, Adiksi, semuanya. Hehe.”
Semuanya di sini adalah 12 track di album Ketika Lalala.
Hanya ini. Satu-satunya rilisan band yang menyandang status criminally
underrated; tapi mungkin jadi band indie terbaik yang pernah ada.
Saya mencoba mengingat-ingat sejumlah track itu: nyaris terlupa. Saya memang sempat beberapa kali mendengarkan full-album. Tapi selalu berhenti, mengulang lagi satu track yang benar-benar tidak bisa lenyap dari pikiran. Bahkan, hanya lagu ini yang saya putar rutin, saat membuka folder C’mon Lennon. Tanpa perlu ditanya, saya menyebut satu lagu sakral yang menurut saya paling berkesan dari C’mon Lennon’.
Saya mencoba mengingat-ingat sejumlah track itu: nyaris terlupa. Saya memang sempat beberapa kali mendengarkan full-album. Tapi selalu berhenti, mengulang lagi satu track yang benar-benar tidak bisa lenyap dari pikiran. Bahkan, hanya lagu ini yang saya putar rutin, saat membuka folder C’mon Lennon. Tanpa perlu ditanya, saya menyebut satu lagu sakral yang menurut saya paling berkesan dari C’mon Lennon’.
“Aku paling suka Kikuk.”
***
Sore hari kerumahmu sendiri
Jalan kaki perlahan menuju harapan
Awan putih dan layangan di atasku
Jarak ini semakin dekat, tiga langkah.
Di muka rumahmu,
menyapa pintu
Selamat sore.
Televisi hitam putih masih menyala
Tapi kamu telah pergi entah kemana
Dalam kebingungan kucoba menerka
Kemana kah kamu pergi di sore ini
Jam berapa ‘kan kembali di hari ini
Aku menunggu
Menunggu kamu di teras depan
Menunggu kamu pulang kerumah
Malam hari kamu pulang
Bertemu aku
Aku kikuk
Musik yang menyayat. Lirik yang memikat. Sekarang saya tiba-tiba merasakan kesenduan itu. Ingatan itu. Di teras rumah seorang perempuan, berjabat tangan, dan berucap malu-malu: “Selamat sore.”
Televisi hitam putih masih menyala
Tapi kamu telah pergi entah kemana
Dalam kebingungan kucoba menerka
Kemana kah kamu pergi di sore ini
Jam berapa ‘kan kembali di hari ini
Aku menunggu
Menunggu kamu di teras depan
Menunggu kamu pulang kerumah
Malam hari kamu pulang
Bertemu aku
Aku kikuk
Musik yang menyayat. Lirik yang memikat. Sekarang saya tiba-tiba merasakan kesenduan itu. Ingatan itu. Di teras rumah seorang perempuan, berjabat tangan, dan berucap malu-malu: “Selamat sore.”
C'Mon Lennon - Kikuk - Bisa didengar disini.