Monday, February 12, 2018

My World Is'nt Dying Enough


First gigs sesudah sebelumnya hanya bisa ngaplo di tempat kerjaan, meratapi nasib jelek karena berbenturan jadwal. Terhitung sudah hampir dua bulan saya kurang asupan gigs. Kerjaan menbuat saya bodoh temporer: tiap hari layar komputer dan deadline. Atau kalau sedang ada waktu senggang sedikit, pasti tidur atau ketiduran, melewatkan hal-hal indah di luaran sana.
Sebenarnya saya sedang dalam kondisi mood yang benar-benar fluktuatif. Lingkungan kerja membuat pikiran saya buntu, sumpek, dan seperti ingin segera kiamat saja. Beberapa hiburan adalah main PS sampai jelang subuh, dan Tekken 7 benar-benar membuat jari saya kapalan. Susah sekali kalahkan Heihachi bandot sok kuat di Story Level 8. Tapi kalau ketemu lawan yang bisa Versus, pasti cupunya minta ampun sampai-sampai saya harus turunkan kemampuan main Tekken saya.
Hiburan lain seperti ngopi sudah jadi hal rutin sampai saya tidak perlu anggap itu hiburan. Saya hanya butuh liburan. Ke tempat yang jauh, terasing, dan buat pikiran sedikit terbantu. Rencana ke pantai batal karena saya belum diizinkan cuti. Termasuk di dalamnya: bawa botolan untuk dihabiskan saat remang rembulan di kasar pasir pantai.
Untuk itu, saya hanya butuh gigs. Bukan band-band jelek murahan yang sering bikin saya tahan napas saking amburadulnya. Untungnya SCALLER, band Jakarta yang saya tonton kemarin, bukan masuk kategori band pemicu muntah berak. Di beberapa lagu yang dimainkan live, ada energi itu: energi yang saya butuhkan untuk jalani hidup yang semakin tengik.
Dan kemarin, solar saya sepertinya sudah terisi lagi. Lapar dahaga saya akan hiburan selalu bisa terpuaskan oleh SCALLER. Tidak pernah mengecewakan. Walau di beberapa lagu, saya kurang begitu suka–-sorry to say, khususnya di lagu yang pakai vokal Rene Karamoy. Hidup tidaklah penting sampai kita menghidupkan hidup. “Live And Do”, “Flair” sampai “The Youth”, buat saya bisa kembali menemukan sesuatu yang lama hilang dalam diri: semangat masa muda.
Bahwa hidup tidak hanya tentang kerja, kerja, kerja. Singkirkan waktu dan lelah sejenak. Live gigs lebih keren dari Spotify. Meskipun lirik SCALLER di lagu penutup masih tengiang-ngiang. Menandakan saya memang berada di dunia yang batuk-batuk, hampir mati, dan sekarat.
“My world, is dying!”

No comments:

Post a Comment