Review untuk Ronascent Webzine. Versi edit bisa dibuka disini
Rilisan
yang spesial karena band ini sudah sebegitu dinanti. Sebelumnya EP We Believe
For What We Do Is Timeless yang rilis 2014 cukup banyak mengumbar lick-lick
akar rumput dari Pearl Jam. Di Beetwen And Beyond kecenderungan mereka untuk
sedikit lebih rapi dan teratur sekilas terdengar seperti Foo Fighters. Tapi
memang sulit untuk tidak membandingkan suara Bimantarah dengan Eddie Vedder:
renyah dan bijak. Secara kualitas tidak perlu banyak dipertanyakan lagi. Dalam
Motown Crush, misalnya, mengembalikan esensi musik rock senang-senang yang
tidak urakan. Seksi tapi tidak ngawur dan ugal-ugalan. Meminjam istilah pegiat
Instagram, Motown Crush adalah track paling fashionable di album ini. Punya
gaya dan trendi. Timeless suka bermain-main dengan intro, dan pembuka lagu ini
adalah salah satu yang terbaik. Single pertama Golden Age juga tidak kalah
seru. Ada kebahagiaan murni saat mendengarkan rock berjenis seperti ini. Tidak
melulu harus kebut-kebutan atau jadi bajingan ampli. Tidak juga harus
mengkotor-kotorkan sound atau berusaha sementah mungkin. Timeless tampil pure
dan sebegitu adanya, dan itu terdengar sangat orisinil. Bahkan untuk ‘single
paling ngebut Timeless’ Ride Into The Sun, bukan kemarahan oi-oi atau nuansa
pemberontakan yang muncul, tapi kesan gagah, bernyali dan berwibawa, seperti
judulnya sendiri; berkendara menuju matahari. Menyenangkan juga mendengarkan wahana
modern rock dalam Fine, dimana vokal Bimantarah seperti sudah sangat matang,
prima dan bercorak. Kesimpulannya: Beetwen And Beyond adalah album rock
muda-mudi yang sudah muak dengan lagu lama, kritik sosial pencitraan, kata-kata
nir perjuangan. Timeless murni rock senang-senang, dan kita suka itu. Seperti
salah satu bait mereka: i wanna be free
from the universe. Bebaskan!
Ikutan nongkrong yuk , bisa nonbar bareng kawan n seru seruan bareng F4n588371n9 :)
ReplyDelete