In the night
I felt it’s difficult
To sleep upstairs
Then I walk around
kitchen
Wishing to find a
pillow
Which helps me sleep
I don’t wanna be quiet
Seeing bed which wave
the dream
‘Cause I’m scared
I can’t sleep walking
anymore
There’s a dream in my
pillow ~
Dance when fall asleep
Sing when fall asleep
Going through the pole
Going through the
south
And find the
discussion
Come to the oudor
Feel the oudor
Don’t you ever break
the dream
There’s a dream in my
pillow
There’s noise near
with you
There’s an ego holding
me on warmly
When I was blind
***
Sedikit cerita:
“Walking In
The Pillow” adalah kumpulan kesedihan, kebahagiaan, momen dan waktu yang
dikumpulkan dalam bentuk lagu. Ini adalah track kedua terbaik di album I Am Ij
Sin A versi saya. Saya sudah hampir gila mendengar lagu ini tanpa pernah bosan
sedikitpun. Simak momen magis jelang akhir lagu saat Humi Dumi seperti
menumpahkan seluruh potensinya: suara gitar elektrik; post-rock! Gila sekali
lagi ini adalah pencapaian artistik luar biasa memukau yang pernah dilakukan
musisi Surabaya. Ada nuansa misterius; seperti anak kecil yang tertawa ceria
tapi menyimpan memar bekas cubitan mamanya. Atau seperti bocah yang kelelahan bermain
layang-layang dan kemudian tidur memeluk guling dengan rapat. Lagu ini
menyenangkan tapi juga tak 100% menyenangkan. Lagu ini melankolik tapi hanya
65% sisi yang bisa dianggap melankolik. Sebuah penciptaan yang matang—atau jika
belum matang ini adalah bukti bahwa ketidaksempurnaan dalam musik justru
menjadikannya mahakarya. Pengantar yang bagus sebelum lagu selanjutnya yang
menjadi klimaks dari I Am Ij Sin A. Saya selalu merasa lagu ini tak pantas
untuk didengarkan saja; ini patut diapresiasi dan dihayati sampai tingkatan
sufi—maafkan hiperbola saya.
No comments:
Post a Comment