Tuesday, August 30, 2016

The Strokes – Future Present Past (EP): Empat Lagu Tanpa Banyak Kejutan


Julian Casablancas—atau Jules—seperti tidak banyak berubah sejak Is This It (2001) menyeruak ke permukaan dan mengubah tatanan rock dunia. Ia bersama empat temannya yang tergabung dalam The Strokes bertanggung jawab penuh atas ramainya kembali garage rock 60-an yang sudah lama padam ke seantero dunia. Grunge mati di tahun 1994, dan penggantinya hadir di era 2000-an: indie rock yang mengembalikan fitrah rock and roll pada kekuatan drum, gitar, bas, vokal, alkohol 5% ABV, dan linting tembakau merah. Era itu tentu saja sudah berlalu: lihat saja sekitar. Tapi Jules, masih saja tampil dengan potongan rambut, gaya, suara cuek dan kostum yang sama. Meski sudah terhuyung-huyung di dua album terakhir: Angles (2012) dan Comedown Machine (2014) yang seolah menandai kemunduran The Strokes – di banyak review negatif yang ditulis tentang kedua album ini – mereka masih betah bermain di ranah ini. Dan akhirnya, di tahun ini setelah melewati banyak isu dan masalah internal, mereka menelurkan Future Present Past dalam bentuk EP. Empat lagu, dengan satu lagu versi remix, yang dirilis oleh Cult Records (setelah sebelumnya RCA). Future Present Past seperti tidak berusaha atau bersusah payah menjadi seperti Is This It, Room On Fire, dan First Impression On Earth: tiga album awal The Strokes yang sangat dipuja-puji khalayak. Di track pertama Drag Queen, itu saja kadang masih terdengar membingungkan pada awalnya. Dengan efek gitar yang mengawang, juga vokal Jules yang amat sangat cuek dengan gaya vokal perokok alkoholik yang malas bernyanyi, membuat butuh lebih dari sekali untuk menikmati lagu ini. Mungkin The Strokes tidak menghasilkan banyak kejutan; seperti menjelang akhir lagu tampak ceracau vokal bak anak-anak pengidap cacat mental bernyanyi dengan sengaknya. Atau pada Oblivion dimana gitar Nick Valensi (yang dikabarkan juga akan segera membuat proyek baru) dan Albert Hammond Jr. (sudah membuat proyek baru yang kurang sukses) kembali saling mengisi dan tumpang tindih. Single perdana yang dilempar Threats Of Joy mungkin yang paling mendekati The Strokes yang sempat menjadi kesayangan semua orang di era awal: memakai banyak lick-lick klasik dan tentu saja beratmosfer 70-an. Track terakhir adalah Oblivion versi remix: entah mengapa kami rasa ini tidak perlu terlalu banyak ditulis karena kami trauma dengan Jules dan instrumen remix; seperti saat ia berduet dengan Daft Punk di Random Access Memories, atau di proyek aneh Julian Casablancas and The Voidz. Kami mungkin belum sepenuhnya mendengar influence mereka seperti misal The Velvet Underground atau Television—kesemuanya punk avant garde yang makin kesini dianggap cult dan jenius. Tapi dengan mendengar The Strokes di album ini saja kami sudah bisa menebak bagaimana musik yang dimainkan oleh influence mereka: rock purba dengan formula sederhana, cenderung cult, tak tertebak, namun tetap punya hulu ledak berbahaya.

versi edit dari ronascent webzine bisa dibaca disini

No comments:

Post a Comment