Pelopor surabaya ska sudah menemukan racikan ganja yang pas
untuk musik mereka. Mencicipi track by track juga tak butuh ritual khusus:
mungkin paling baik didengar di pagi hari, teman ngopi sambil nyomot Sari Roti
Keju. Track pembuka PW adalah personil Heavy Monster yang memakai setelan jas
dan bergoyang bak mafia di film Kungfu Hustle—menyusuri jalanan Wonokromo
dengan asap mengepul, menertawakan panas Surabaya dan membungkamnya dengan
teroret-teroret. Pakem ska dengan brass Section (trombon, trumpet, saxophone)
sebagai nyawanya. Sebenarnya agak cenderung jazzy tapi ujung-ujungnya masih Jamaican
Music juga. Instrumental, cocok sekali sebagai pembuka.
Atau Hutan Beton, yang menunjukkan bahwa Heavy Monster sebenarnya
cukup punk rock. Kondisi sosial Surabaya disinggung nyinyir: hutan beton metropolitan, gemericik bunyi
mesin, sungainya adalah jalanan, ricuh klakson berkicauan. Heavy Monster
menjadi gangster bersenjatakan trombon. Diksinya bagus; cukup sarkastis untuk
kuping. Tinggal tunggu saja cover versionnya dalam versi hardcore.
Simak juga Maaf—lebih dulu dikenal sebagai single—yang
dibuka sesi perkusi atraktif. Ska yang cenderung pop, pop yang cenderung ska;
tukang-tukang trompet itulah nyawanya. Liriknya cheesy. Mungkin akan jadi
biasa-biasa jika dibawakan dalam versi sendu malu-malu. Lagu ini entah kenapa
terdengar cukup gentle; ada sisi over confidence dari si pria yang menolak si
wanita yang mengemis-emis cintanya. Heavy Monster menjadi congkak sekaligus
bersahaja.
Selain fakta bahwa JPK adalah akronim dari Jalan Penuh
Kenangan, PW adalah akronim Pulo Wonokromo dan packaging album yang memakai
filosofi korek api untuk membakar pentul energimu, Rindu Lukisan—salah satu
lagu di JPK—adalah karya Ismail Marzuki yang dimainkan ulang. Lepas dari siapa
sosok Ismail Marzuki yang karya-karyanya masih diperdebatkan karena kemungkinan
unsur plagiasi, mungkin di rilisan selanjutnya Heavy Monster bisa melakukan
homage untuk Gombloh ataupun Slamet Abdul Sjukur—dimana keduanya musisi
Surabaya yang cemerlang tanpa meninggalkan identitas suroboyoannya. Pas sekali
untuk image surabaya ska yang hendak mereka bangun.
Secara keseluruhan JPK menunjukkan Heavy Monster yang
semakin matang. Tentu dipengaruhi konsistensi mereka selama bertahun-tahun juga.
Sedikit tidak setuju jika ada yang bilang gaya vokal Heavy Monster mirip Frank
Sinatra; mereka punya keunikan sendiri yang bisa jadi ciri khasnya. Dan karena
musiknya yang asoy dan cihuy, kita sepertinya berhak mengusulkan nama baru
untuk mereka: Happy Monster.
*versi edit via ronascent webzine bisa dibaca disini
No comments:
Post a Comment